Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Sabtu, 30 Januari 2016

Bunda terus belajar ( #day 4)

Salah satu kegiatan belajar para Bunda di Rumah Belajar Cikutra
Pernahkah Bunda sering mendengar komentar seperti ini, " Duh saya kan sudah tua, sudah susah untuk belajar dan menghapal. Yang muda saja yang harus ikut acara seperti ini. Saya sudah repot mengurus anak-anak?".

Tahukah Bunda sebenarnya yang membuat diri kita merasa lebih tua dari usia karena kita berhenti berfikir. Tak jarang kita menemukan orang tua yang terus belajar akan membuat otak dan kemampuan berfikirnya terus berkembang. Sedangkan banyak juga kita temui mereka yang muda mulai meninggalkan aktivitas berfikir dan mengalami penurunan kemampuan otaknya.
Bukankah menuntut ilmu itu mulai dari buaian hingga liang lahat?
Ternyata tidak banyak muslimah yang mengamalkan hadist ini. Beberapa menganggap belajar hanya di sekolah saja dan untuk anak muda saja. Mereka mengira kalau usia makin tua maka kemampuan otak berkurang. Faktanya justru terbantahkan lewat penelitian Dr. Marian Cleeves Diamond ( mantan kepala Lawrence Hall of Science Universty California) yang tahun 1995 membedah dan mempelajari otak Albert Einstein dan membandingkan 11 otak manusia lainnya yang secara intelektual dinilai rata-rata dan meninggal pada usia yang relatif sama dengan Einstein 76 tahun.
Hasilnya secara fisik tidak ada perbedaan kecuali di bagian area 39 otak Einstein ( bagian neokorteks di sebelah atas belakang otak kita) yang sangat berkembang dengan sel glial yang sangat banyak. Sel ini yang bertugas mendukung metabolisme neuron-neuron pikiran kita. Kejeniusan Einstein tidak hanya dari karunia Allah SWT saja melainkan beliau rajin belajar dan berfikir hingga berhasil memaksimalkan kerja otaknya dengan terus berlatih keras. Dan Einstein justru sangat gemar berfikir saat usianya sudah setengah baya. Maka tidak ada alasan bagi muslimah untuk berhenti belajar meski sudah menjadi orang tua.
Kita bisa bayangkan betapa terkejutnya Dr. Diamond jika mengetahui betapa otak para ilmuwan Islam, mujtahid dan ulama Muslim yang hafal Al-Quran, hadist dan kitab tebal yang pastinya kemampuan otaknya lebih berkembang pesat dibandingkan Eintein. Apalagi para ilmuwan Islam juga menjadi peletak dasar ilmu pengetahuan sebelum ulama Barat menemukan teori dan rumus pengetahuan di dunia ini.
Sekitar 15 abad lalu jauh sebelum para ilmuwan meneliti keajaiban Allah tentang fakta otak, Allah Azza Wa Jalla telah menurunkan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca ( iqro). Dengan membaca dan berfikir membuat akal kita bekerja yang menghantarkan kita mengakui akan kebesaran Allah dan melahirkan sifat ketundukan kita pada Allah Yang Maha Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Akal yang membuat manusia menjadi pemimpin di bumi ini (khilafah). Allah meminta muslimah terus berfikir melalui ayat berikut ini : 

" Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui" ( TQS. Az- Zumar : 9)

" Al-ilmu qabla qaul wal ' amal, ilmu itu mendahului perkataan dan perbuatan" (Hr. Bukhari).
Betapa pentingnya kedudukan ilmu dan berfikir dalam Islam sehingga menyejajarkan kita yang terus berfikir sebagai orang yang berjihad di jalan Allah, MasyaAllah.
Kedudukan muslimah sebagai anak menuntut ia harus tahu hak dan kewajiban terhadap Allah dan orang tuanya. Sebagai istri, ia harus tahu hak dan kewajiban menjadi istri dan ibu. Sebagai anggota masyarakat, ia pun harus tahu bagaimana muslimah berkiprah dalam masyarakat menurut syariat Islam.
Bahkan pada masa Rasulullah Saw, para muslimah sangat antusias dalam menuntut ilmu. Rasulullah pun mengkhususkan untuk memberi pelajaran bagi para muslimah di hari tertentu.
Ada seorang wanita datang menemui Rasulullah Saw, " Ya Rasulullah, kaum laki-laki menekuni dan menyebarkan hadist-hadistmu. Maka berilah kami dari waktumu barang sehari untuk engkau mengajarkan apa-apa yang diajarkan Allah kepadamu". Rasulullah menjawab " Ya berkumpullah kalian pada hari ini dan di tempat ini". Lalu Rasulullah datang dan mengajarkan para muslimah ( HR. Muslim)
Hadist diatas memberikan gambaran keadaan kaum muslimah pada saat itu dan bukti bagaimana kemajuan peradaban Islam ketika berfikir sangat membudaya dikalangan umatnya tanpa terkecuali para muslimahnya. Bukankah muslimah adalah madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya ( Ummu al madrasatul Ula). Semoga kita menjadi Bunda yang berada di barisan kaum muslimah yang senatiasa berfikir untuk kemajuan umat dan mempersembahkan generasi terbaik di masa yang akan datang. Amiin Ya Robbal alamiin.
Wallahu'alam bisshowab.

‪#‎ODOP‬ for 99 days
# day 4
‪#‎Renungan‬ dari Buku Jendela Keluarga, Wanita pendamba cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...